Melati Indri Hapsari
Widyaprada Ahli Madya
Perkembangan jaman menuntut terjadinya trasnformasi pendidikan agar anak-anak kita siap menghadapi perkembangan jaman. Indonesia emas membutuhkan sumber daya manusia yang cerdas secara intelektual tetapi juga tangguh secara emosional, adaptif dalam menghadapi perubahan, serta memiliki karakter yang kuat. Sumber daya manusia dengan kemampuan tersebut diharapkan mampu mengisi dan membangun secara aktif Indonesia Emas 2045. Generasi yang akan berkontribusi saat Indonesia Emas salah satunya adalah peserta didik yang saat ini belajar di jenjang PAUD.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah perlu melucurkan kebijakan untuk mempersiapkan generasi yang tidak hanya unggul di pengetahuan tetapi juga memiliki integritas, kepedulian, serta keseimbangan dalam berpikir, merasa, dan bertindak. Salah satu pendekatan yang sering dilontarkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Bapak Abdul Mu’ti untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah deep learning atau pembelajaran mendalam, yang berlandaskan tiga prinsip utama: mindful (berkesadaran), meaningful (bermakna), dan joyful (menggembirakan).
Mindful Learning: Kesadaran dalam Proses Belajar
Kesadaran penuh atau hadir secara utuh merupakan inti dari prinsip mindful learning. Pendekatan ini mengajarkan peserta didik untuk hadir secara utuh dalam setiap tahapan belajar yang dimulai dari memahami tujuan, merancang strategi yang efektif untuk mencapai hasil yang diinginkan, proses pembelajaran dan refleksi hasil belajar. Di tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendekatan ini dapat dimulai dengan mengajarkan anak mengenali dan mengekspresikan emosinya dengan cara yang sehat atau menguasai kompetensi terkait regulasi diri.
Meaningful Learning: Pembelajaran yang bermakna dan kontekstual
Pembelajaran bermakna terjadi ketika peserta didik dapat mengaitkan pengetahuan yang dipelajari dengan pengalaman nyata. Proses ini memungkinkan peserta didik untuk melihat relevansi antara teori dan praktik, sehingga pengetahuan yang diperoleh tidak hanya sekadar informasi yang dihafal, tetapi juga dipahami dan dapat diterapkan. Selain itu, pengalaman nyata dan media yang dipergunakan harus konstekstual yang sesuai dengan kondisi lingkungan belajar peserta didik. Di jenjang PAUD, pembelajaran yang bermakna dan konstektual harus menghadirkan benda nyata atau konkrit sehingga anak dapat terstimulasi secara maksimal semua panca inderanya, misalnya mengenalkan simbol huruf dan angka menggunakan benda nyata untuk bermain dan belajar.
Joyful Learning: Belajar dengan gembira
Joyful learning dilakukan dengan menciptakan lingkungan belajar yang positif, memotivasi, dan menantang. Suasana yang menggembirakan membuat mereka lebih terbuka untuk memahami materi dan mengeksplorasi ide. Selain itu perlu dikembangkan juga lingkungan belajar yang aman, nyaman, bebas dari kekerasan dan ramah anak. Di tingkat PAUD, suasana belajar yang penuh eksplorasi dan kreativitas melalui media yang menarik, lagu, tarian, dan permainan menjadi pendekatan yang efektif.

Penataan Ragam Main dengan Media Loose Parts
Sumber: muddyfaces.co.ik
Pada jenjang PAUD, pembelajaran mendalam dapat terciptakan dengan bantuan menggunakan media yang menarik dan bervariasi. Media yang menarik dan bervariasi tidak harus media yang mahal. Media yang ada di sekitar kita dan murah dapat kita manfaatkan. Salah satu media yang kaya akan sensorik serta dapat kita manfaatkan dalam pendekatan pembelajaran mendalam adalah loose parts. Loose parts adalah bahan-bahan yang terbuka, dapat terpisah, dapat dijadikan satu Kembali, dibawa, digabungkan, dijajar, dipindahkan dan digunakan sendiri atau digabungkan dengan bahan-bahan lainnya. Loose parts dapat berupa benda alam maupun sintesis. Dengan media loose parts anak senang bermain, eksperiman, menemukan dan menjadi senang.
Manfaat peserta didik bermain dengan loose parts adalah 1) mengembangkan keterampilan inkuiri, 2) mengajarkan anak untuk bertanya, 3) mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak, 4) mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Loose parts merupakan barang-barang yang terbuka, yang mudah ditemukan di lingkungan sehari-hari. Barang-barang itu pada umumnya terdiri dari 7 komponen, yang bervariasi, yang dapat diraba anak dengan tekstur yang berbeda-beda. Loose parts terdiri dari 7 jenis: bahan alam, kayu dan bambu, plastik, kain, logam, gelas dan keramik, bekas kemasan.
Strategi bermain dengan loose parts adalah 1) mulailah penggunaan loose parts dengan jumlah kepingan terbatas; 2) mulailah dengan 10 keping untuk anak usia TK, semakin rendah usia anak maka kepingannya dapat dikurangi; 3) jumlah yang terbatas membantu anak mengenal benda-benda dan memudahkan anak saat belajar untuk peduli dan bertanggung jawab dalam menggunakan dan membereskan setelah menggunakannya. Loose parts tersebut perlu ditata agar menarik anak untuk bermain atau sering disebut invitation.
Dengan media loose parts, peserta didik diajak berkesadaran penuh mulai dari merancang ide bermain, memilih media, mempergunakan media dan menciptakan ide. Dengan menemukan dan menciptakan ide sesuai dengan pengalaman nyata maka peserta didik akan memperoleh makna dalam proses bermain. Peserta didik merasa bahagia karena bermain sesuai dengan ide dan diberi kebebasan menggunakan media yang disediakan.