Pengembangan berpikir komputasional perlu dilakukan sejak dini, mulai dari jenjang PAUD. Karena kemampuan berpikir komputasional merupakan pondasi agar seseorang mampu berpikir logis, sistematis dan terstruktur untuk memecahkan masalah sehingga dapat bertahan hidup apabila menemui berbagai macam kesulitan. Berpikir komputasional merupakan suatu keterampilan berpikir sehingga perlu distimulasi sejak dini agar keterampilan itu semakin terampil dan terbiasa.
Dalam pembelajaran pengembangan berpikir komputasional untuk anak usia dini perlu diperhatikan prinsip dasar dalam penerapannya, antara lain: 1) Pembelajaran berbasis bermain (learning through play) karena pada prinsip hal yang ada di otak anak adalah bermain, bermain dan bermain; 2) Menggunakan alat bantu atau alat permainan atau media konkret dan visual, karena anak PAUD masih dalam fase berpikir konkret belum ke arah berpikir abstrak serta masih memperkuat pengalaman sensori motor; 3) Fokus pada eksplorasi, eksperimen dan interaksi, oleh karena itu anak usia dini perlu diberi kesempatan untuk melakukan eksplorasi ide dan eksplorasi lingkungan. Eksperimen sederhana memberikan pengalaman memecahkan masalah dan mengeksekusi solusi. Interaksi diperkuat dengan bermain secara berkelompok kolaboratif; 4) Pada usia dini pengembangan berpikir komputasional tidak menekankan pada bahasa pemrograman tekstual, tetapi menekan kemampuan berpikir komputasional secara sederhana.
Pada penerapan pengembangan berpikir komputasional akan menghadapi beberapa batasan antara lain: 1) Usia, pembelajaran pengembangan berpikir komputasional juga disesuaikan dengan usia anak yang dilayani, mulai dari yang sederhana sampai dengan kompleks; 2) Kemampuan, kemampuan setiap anak berbeda walaupun usianya sama, ini juga menjadi pertimbangan untuk menentukan jenis aktivitas bermain anak-anak; 3) Waktu, untuk pembelajaran pengembangan berpikir komputasional memerlukan waktu yang lebih lama karena menggunakan prinsip fokus pada eksplorasi, eksperimen dan interaksi; 4) Sumber belajar, sumber belajar yang dipergunakan akan beragam mulai dengan bahan lepasan sampai dengan aplikasi koding; 5) Keterampilan Guru, keterampilan guru juga akan menjadi tantangan dalam merancang aktivitas bermain bersama anak-anak. Guru yang belum menguasai digitalisasi pembelajaran tidak diharuskan menggunakan aplikasi (atau istilahnya plugged) tetapi bisa menggunakan unplugged (tanpa peralatan elektronik, tanpa aplikasi) atau menggunakan media bermain konvensional. Dengan adanya batasan di atas maka penerapan pengembangan berpikir komputasional untuk anak usia dini dapat melalui pembelajaran pengembangan berpikir komputasiona plugged dan unplugged.
Pembelajaran pengembangan berpikir komputasional plugged adalah pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir komputasional dengan menggunakan teknologi digital sebagai media utama. Anak belajar konsep logika, algoritma, pola, dan pemecahan masalah melalui komputer, aplikasi coding visual, robot edukatif, atau permainan digital. Karakteristik pembelajaran plugged antara lain: 1) Menggunakan platform digital (komputer, tablet, robot); 2) Bersifat interaktif, visual, dan membantu anak memahami logika secara konkret; 3) Menggunakan drag-and-drop coding yang mudah dipahami; 4) Memberi umpan balik langsung ketika anak mencoba perintah; 5) Dapat memvisualisasikan algoritma secara nyata (misalnya robot bergerak sesuai perintah. Prinsip pembelajaran plugged yang aman yaitu 1) Durasi terbatas (misal 15–20 menit untuk PAUD); 2) Menggunakan konten ramah anak, bebas iklan.; 3) Pendampingan guru/orang tua; 4) Mengintegrasikan diskusi dan refleksi setelah kegiatan. Contoh media/alat plugged untuk PAUD: 1) Aplikasi coding visual: ScratchJr (usia 5–7 tahun), Blockly Games, Gcompris, Code.org Level Course A–C, Kodable, Tynker; 2) Robot edukatif: Bee-Bot / Blue-Bot, Cubetto, Ozobot, Dash & Dot; 3) permainan digital edukatif: Maze coding (code.org), Logic games (Lightbot, Cargo-Bot).
Pembelajaran pengembangan berpikir komputasional unplugged adalah adalah proses menyusun instruksi untuk melaksanakan tugas tertentu tanpa menggunakan komputer atau perangkat digital. Metode belajar pengembangan berpikir komputasional unplugged untuk anak usia dini adalah menggunakan pendekatan bermain yang mengajarkan konsep dasar pemrograman tanpa menggunakan komputer atau perangkat digital. Kegiatan pengembangan berpikir komputasional unplugged yang bisa digunakan antara lain permainan maze, permainan cerita interaktif, permainan pola, permainan puzzle. (Melati IH/WP Madya)


